Senin, 31 Oktober 2011

wedoro

Wedoro adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. Desa ini ke arah utara berbatasan langsung dengan Kelurahan KutisariSurabayadan Kecamatan Tenggilis Mejoyo Surabaya.Dari arah Timur berbatasan dengan desa Kepuh Kiriman dan desa Tropodo. dari arah Barat Utara berbatasan dengan Desa Janti. Sementara dari arah Barat Selatan berbatasan dengan desa Ngingas.
Desa Wedoro, praktis tidak seperti Desa-Desa lain di Pulau Jawa yang banyak memiliki sawah. Desa ini berkembang menjadi sentra Industri kerajinan Sandal dan Sepatu sejak zaman sebelum Indonesia merdeka. Sampai akhir tahun 1980-an, Desa ini masih memiliki beberapa petak sawah, meski rata-rata bukan digarap oleh penduduk setempat. Namun, dengan berkembangnya perumahan sebagai pengembangan wilayah Surabaya, Desa ini mulai akhir 90an tidak memiliki lahan pertanian lagi
Ada beberapa cerita lahirnya nama Desa Wedoro, ada yang bilang Wedoro dari kata "NDORO". istilah ini menganut bahwa banyak warga asli Wedoro yang menjadi tuan tanah. memiliki tanah dan lahan pertanian yang luas. ada juga yang bilang Wedoro dari kata "DORO" yang berarti Burung Dara. ini meruntut kegemaran warga Wedoro memelihara burung dara baik untuk aduan atau peliharaan saja. sampai sekarang masih banyak ditemukan sangkar burung dara berukuran besar yang biasa disebut "BEKUPON" di halaman rumah
Akhir 70an sampai awal 80an tingkat kesadaran sebagian warga wedoro sangat rendah, rata-rata anak usia sekolah di wedoro hanya mengecap pendidikan diatas SD atau sampai SMA. Bahkan sebagain ada yang baru usia kelas 4-6 SD sudah keluar karena sudah merasakan mudahnya cari uang di usaha Sandal. Yang penting bisa tulis dan menghitung.
Rata-rata penduduk aslinya merupakan pengrajin sandal, pedagang, karyawan.
Wedoro terdiri dari 1 Desa.1 Pedukuhan dan 9 RW. Masing masing RW memilik nama khas yang menjadi cirri khas daerahnya misalnya : RW 1 : Wedoro Madrasah. Karena ada Madrasah NU RW 2 : Wedoro Sukun, dulu banyak pohon sukun RW 3 : Wedoro Utara Barat , karena letaknya di utara sungai buntung RW 4 : Wedoro Candi, karena ada petilasan murid Sunan Giri RW 5 : Wedoro Masjid, karena Masjid Desa (RHOUDLOTUL ABIDIN)ada di RW 5 RW 6 : Wedoro Timpian, dulu banyak pengrajin tempe RW 7 : Wedoro Belahan,letaknya dibelah sungai kecil dari Wedoro RW 8 : Wedoro Utara Timur, karena letaknya di utara sungai buntung RW 9 : Wedoro Rewwin, Perumahan Rewwin
Banyak warga dari luar kota bahkan luar pulau yang datang hanya untuk belajar membuat sandal di Wedoro.dari Malang, Jombang, Pasuruan, Surabaya, Bogor , Samarinda bahkan Lampung
Awal tahun 2000an dari beberapa pengrajin sandal yang membuka toko di Wedoro Candi ( RW 04) ternyata disambut baik oleh konsumen yang merasa lebih dekat membeli sandal ( tidak perlu ke Surabaya ) hingga akhirnya berkembang menjadi 800an toko sandal dan sepatu. Boomingnya toko juga dibarengi naiknya omzet bagi pengrajin sandal dan sepatu. Kebanyakan hasil home industri sandal Wedoro adalah sandal berbahan Spons Eva
Pembeli berdatangan dari luar kota bahkan luar pulau,sayang ramainya konsumun belum dibarengi dengan infrastuktur yang menunjang misalnya tidak adanya Toilet Umum dan akses jalan yang kecil membuat semrawutnya lalu lintas, juga tidak memadainya lahan parkir sehingga kendaraan di parkir di pinggir jalan yang semakin membuat kurang nyamannya suasana berbelanja di Wedoro
Tahun 2004 dicanangkan Wedoro Fair untuk memaksimalkan promosi sentra industri sandal Wedoro. Managemen Wedoro Fair yang amburadul yang dikelola asosiasi (APSSWW) yang tidak profesional yang membuat acara Wedoro Fair dihentikan. Banyak order dari hasil Wedoro fair yang diambil alih sendiri oleh pengurus asosiasi tanpa merapatkan dengan anggota, juga tidak adanya transparansi dana pengelolaan Wedoro fair
Desa Wedoro di Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo  sudah lama dikenal sebagai sentra sandal  dan produknya sempat merambah pasar mancanegara. Namun masa keemasan itu sudah hilang dan banyak perajin yang gulung tikar akibat kesulitan mendapatkan bahan baku. Sejarah kerajinan sandal di Wedoro, diawali tahun 1955 di mana saat itu hanya ada sepuluh orang perajin, seiring berkembangnya waktu  sentra sandal di Wedoro ini berkembang pesat hingga jumlah perajinnya pernah mencapai 800-an orang.
Bahkan pada tahun 1990-an, hasil kerajinan sandal Wedoro ini sempat diekspor ke India,  Afrika dan Arab Saudi. Saat itu, permintaan pasar mancanegara masih tinggi terutama jenis sandal untuk tamu hotel.
Namun sejak tahun 2000-an, bisnis sandal di Wedoro mulai redup. Penyebabnya tidak lain adalah sulitnya mendapatkan bahan baku berupa sol yang dijadikan alas untuk sandal.
Kesulitan bahan baku yang dikeluhkan para perajin tersebut masih dirasakan hingga saat ini, terutama bagi para perajin kecil. Hilangnya bahan baku sol tersebut, menurut para perajin kecil akibat adanya permainan antara perajin besar dengan pihak industri penyedia bahan baku.
Salah satu perajin sandal di Wedoro, M Nurfuad , mengatakan,”Selama ini pihak perajin kecil selalu dipersulit apabila ingin mendapatkan bahan baku. Pihak industri penghasil bahan baku lebih sering mengaku kehabisan stok dan bilamana ada, maka harganya akan melambung tinggi. Padahal kenyataannya bahan baku yang disediakan banyak dimonopoli perajin besar,” ungkapnya.
Akibatnya, para perajin kecil banyak yang gulung tikar. Saat ini jumlah perajin sandal di Wedoro tinggal sekitar 250-an orang. Terkait persoalan sulitnya mendapatkan bahan baku ini, para perajin berharap pada Pemerintah Provinsi Jawa Timur agar bersedia turun tangan membantu mereka.
Selain itu para perajin sandal di Wedoro berharap ada koperasi yang bisa menyediakan kebutuhan bahan baku tersebut. Dengan demikian, kesinambungan produksi sandal Wedoro akan bisa terus eksis.
Kualitas yang jelek membuat serta model sandal yang monoton perbedaan harga yang mencolok antar toko juga menjadi catatan sendiri. Serta adanya sandal dari luar ( Bogor, Bandung, Malang, Mojokerto dan Tiongkok ) dengan harga lebih murah serta model dan kualitas yang lebih membuat sandal Wedoro kalah bersaing. Belum sendiri di internal pengusaha sandal Wedoro yang kadang terjadi persaingan harga yang kurang sehat (aprissura)

2 komentar: